Di Indonesia ternyata terdapat tempat bersejarah yang sangat populer di dunia Internasional. Gua Telapak Tangan di dalam Kompleks Kartmst Sangjylirang- Makalihat ini lah tempatnya. tempat yg eksotis ini sangat memancarkan pesona zaman purba. Gua dengan Lukisan telapak tangan yang merupakan peninggalan masa lalu ini, sangat populer di kancah internasional.
Karena ketenarannya di kancah internasional, tentunya tidak sedikit turis asing yang berdatangan ke Gua Telapak tangan ini hanya untuk sekedar melihat dan menikmati keindahan lukisan telapak tangan di sepanjang dinding gua ini. Lokasi ini pun tidak jarang dijadikan sebagai tempat panjat tebing, bagi para komunitas pecinta alam.
Bukan Hanya sebagai situs yang bersejarah, panorama jajaran gunung Karst yang seakan-akan berbaris rapih di sepanjang kecamatan Sangkulirang hingga Sandaran. Selain bis di daika tempat olahraga yang emacu adrenalin, sudah barang pasti tempat ini jadikan ini sebagai salah satu objek wisata pendidikan serta, wisata alam yang sangat indah.
Hamparan seluas ± 2.145.301 Ha ini merupakan kawasan Situs bersejarah Karst Sangkulirang Mangkalihat yang terbentang dari Kabupaten Berau hingga Kabupaten Kutai Timur. Tidak hanya gambaran telapak tangan saja, ada juga beberapa peninggalan bersejarah lainnya pada dinding puluhan Gua serta lorong lorong panjang di dalamnya.
Siapa sangka, ternyata semua peninggalan kuno di Gua Telapak Tangan ini, diperkirakan menjadi awal penyebaran rumpun manusia purba Austroneaia. Yang artinya, Karst Sangkulirang Mangkalihat merupakan titik awal kemunculan Manusia purba yang ada di bumi pertiwi ini.
Simak juga:Ragam Wisata di Kalimantan Timur
Lokasi Gua Telapak Tangan
Kawasan Goa Telapak Tangan ini berada di dalam kawasan pegunungan Marang, di Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kaltim.
Rute Menuju Gua Telapak Tangan
Bagi pengunjung yang hendak berangkat dari Kota Samarinda akan menempuh perjalanan selama dua hari. Perjalanan ini dimulai dengan menuju Hambur Batu dengan jarak tempuh kurang lebih 250 km. Setelah itu, pengunjung bisa melanjutkan perjalanan menggunakan perahu menyusuri sungai Bengalon->sungai jele sampai ke tepian Tewet.
Kemudian, lanjutkan kembali perjalanan dengan berjalan kaki, namun berhati-hatilah karena medan lumayan cukup ekstrim. Untuk mencapai mulut goa, pengunjung diharuskan melakukan pendakian lereng karst yang cukup miring. Maka dari itu, lengkapilah diri dengan peralatan yang keamanannya sudah terjamin.
Jam Buka Gua Telapak Tangan
Gua telapak tangan Di Kalimantan ini pada dasarnya buka 24 jam. Namun karena medan yang ekstrim, sangat tidak disarankan berkunjung saat hari gelap.
Simak juga: Pantai Asmoro, raja ampatnya Malang
Tiket Gua Telapak Tangan
Mengenai tiket kunjungan, pengunjung tidak dikenakan tiket masuk. Alias Gratis
Fasilitas Gua Telapak Tangan
Ada dua tebing karst menjulang keatas dengan ketinggian sekitar 100 meter dari atas permukaan laut. Saat di goa, beberapa fasilitas penunjang berupa tangga dan pembatas jalan terbuat dari kayu sepanjang 50 meter naik ke goa, sudah dibuat untuk memudahkan pengunjung.
Sementara Lembaga Pertahanan Adat Dayak Basaf (LPADB) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dengan bantuan mitra stakeholder juga membangun anak tangga untuk masuk ke punggung goa dan juga ada 4 MCK tersedia.
Daya Tarik Gua Telapak Tangan
-
Lingkungan yang Menarik
Goa telapak tangan ini merupakan area yang berada di kawasan yang memiliki sumber daya yang cukup melimpah. Gua-gua serta sungai bawah lautnya begitu lengkap dengan berbagai flora dan fauna yang mendiaminya. Maka dari itu kawasan ini sangat cocok untuk dijadikan sebagi objek wisata edukasi yang lengkap.
Di sisi lain, pemandangan yang hadir di kawsan ini juga akan membuat siapa pun yang berada disini merasa takjub akan keindahannya. Goa-goa yang tercipta secara alamai ini juga nampak begitu megah dengan stalagtit dan stalagmitnya. Hal ini tentunya menjadi daya tarik utama yang akan membuat para wisatawan ingin berkunjung ke kawasan ini.
Dengan sumber daya yang melimpah ini tentunya merupak sebuah anugrah yang patut disyukuri. Selain sebagai aspek yang menunjang pariwisata yang berbasis alam, hal ini juga merupakan potensi yang baik untuk segi ekonomi. Batuan mineral, wisata alam, hutan yang menghasilkan kayu, hingga sarang burung walet adalah segelintir hal yang bisa di manfaatkan,
-
Lukisan Telapak Tangan
Simak juga: Berburu foto selfie di Jembatan SAwah Sukorame
Pada saat masuk ke gua Tewet, pengunjung bisa dengan mudah mendapati gambar telapak tangan yang nempak jelas dengan warna merah kehitaman. Meskipin lokasinya berada di dalam goa, namun pengunjung bisa dengan jelas melihatnya karena tempat ini cukup terang tersinari matahari.
Kemudian, ukuran telapak tangan tersebut nampak normal sama seperti manuisa pada umumnya yakni sekitar 20 cm serta lebar 13 cm. Selanjutnya, bila menyusuru lebih dalam lagi pengunjung akan mendapati gambar telapak tangan yang jumlahnya lebihi banyak.
Sementara itu, gua yang cukup luas ini memilki lebih dari 50 gamabar yang kondisinya masih bagus hingga saat ini. Selain itu, pengunjung juga akan mendapati gambar hewan-hewan yang nampak seperti rusa. Di sisi lain situs sejarah ini sudah diketahui oleh warga sekitar sejak puluhan tahun yang lalu. Namun, baru muncul ke publik pada era 90an ketika dilakukan penelitian oleh peneliti dari ITB.
-
Selain Lukisan Tangan
Meskipun, kawasan syarat sejarah ini terkenal akan gambar telapak tangannya, namun pengunjung juga akan menjumpai lukisan cadas lainnya seperti lukisan hewan. Gua Karim merupakan gua lainnya yang memiliki gambar cadas lebih bervariatif dibandingkan dengan Gua Tewet.
Di gua yang masih satu kawasan dengan gua tewet ini pengunjung bisa menyaksikan gambar cadas yang menyerupai hewan khas endemis Kalimantan Timur, yakni tapir serta rusa. Salah satu lukisan cadas yang menarik perhatian di sini adalah gamabar tapir yang berwarna merah kecoklatan dengan panjang sekitar satu meter.
Selain itu ada gambar sarang lebah serta pepohonan yang jumlahnya sekitar 10 gambar. Ukuran gamabar sarang lebah ini sangat bervariatif, dengan ukuran yang paling besar yaitu lebar 1 meter dan tinggi 1,3 meter.
-
Sejarah lukisan Tangan
Simak juga: Pesona Si Kembang di Dalam Hutan Pinus
Menurut para ilmuan, gambar-gambar cadas di kawasan Sangkulirang-Mangkalihat diperkirakan dibuat oleh bangsa Pra-Austronesia yang hidup pada Zaman Es. Yakni 40.000-10.000 sebelum Masehi. Mereka merupakan kaum pemburu awal dan lanjut.
Bangsa Pra-Austronesia itu, melakukan perjalanan dari wilayah utara (Taiwan) ke selatan, dan akhirnya sampai di Sangkulirang. Para pembuat gambar cadas itu datang lebih dulu daripada bangsa Austronesia, yang juga merupakan nenek moyang kebanyakan orang Dayak yang ada sekarang.
Kemudian, di area goa ini pun terdapat gambar trenggiling raksasa yang sudah punah sekitar 30,000 tahun yang lalu. Hal ini tentunya menjadi patokan mengenai berapa usia sesungguhnya dari lukisan – lukisan yang ada di goa ini.
Di bagian timur Indonesia memang tersebar cukup banyak situs-situs yang berkenaan dengan tradisi gambar cadas hal ini dapat dijumpai juga di daerah sekitar Sulawesi Selatan yakni, Bone, Maros, Pangkep hingga danau Towuti.
Aturan Mengunjungi Gua Telapak Tangan
Bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Gua Telapak Tangan ada sejumlah aturan yang harus ditaati sebelum masuk goa. Baik itu aturan yang bersumber dari kearifan adat lokal, maupun aturan berbasis pemahaman ilmiah.
Para wisatawan tidak boleh berucap yang kotor dan juga bohong. Kemudian ucapkanlah salam pada saat memasuki goa ini serta dilarang berteriak. Menurut warga setempat, siapa pun yang melanggar aturan-atiran tersebut akan mendapatkan teguran dari penunggu doa tersebut.
Di sisi lain, pengunjung juga tidak boleh memgang lukisan – lukisan yang ada di goa ini. Hal ini disebabkan tangan manusia memiliki unsur garam yang dapat merusak lukisan-lukisan tersebut.
SImak Juga: Jembatan Laut Pantai Ngurtafur
Objek Wisata Dekat Gua Telapak Tangan
Walau terkenal dengan Hutan belantaranya, Kutai timur ternyata juga memiliki pantai yang tak kalah indahnya. Salah satunya adalah Pantai Teluk Lombok. Lokasinya yang hanya berjarak sekitar 15 k, dari kota kecamatan Sangatta, membuat pantai ini tidak pernah sepi pengunjung. Pantai ini menghadirkan pemandangan yang cukup indah.
Selanjutnya, ada juga objek wisata air terjun yang mengalir pada dinding batu yang berlapis-lapis. Air terjun yang dinamai Air terjun Batu Lapis ini berada di desa Kaliorang. Selain itu air terjun yang tingginya sekitar 7 meter ini juga merupakan spot yang sangat bagus bila dijadikan untuk latar berfoto.
Nah buat rekan-rekan penyuka wisata Sejarah dan arkeologi, khususnya sejarah purba, ini adalah lokasi sempurna. Selain ke Sangiran anda kini punya lokasi lainnya untuk didatangi.