Nativeindonesia – Terkadang kita rindu pada perjalanan yang bukan sekadar berpindah tempat, tetapi juga memberi rasa kagum dan ketenangan. Di ujung timur Pulau Jawa, tersimpan sebuah kawasan alam yang mampu menghadirkan sensasi itu dalam satu pandangan. Hamparan savana yang luas, langit biru yang terbuka, serta suasana alami yang masih terjaga membuat siapa pun seakan lupa bahwa dirinya masih berada di Indonesia.
Taman Nasional Baluran di Jawa Timur hadir dengan pesona yang berbeda dari kebanyakan destinasi wisata alam. Lanskapnya yang kering, dipadu pepohonan khas savana dan satwa liar yang berkeliaran bebas, kerap mengingatkan pada panorama Afrika. Tak heran jika kawasan ini mendapat julukan “Afrika van Java”, sebuah sebutan yang lahir dari keunikan alamnya yang begitu mencolok dan memikat.
Lebih dari sekadar tempat wisata, Baluran adalah ruang untuk menyatu dengan alam dan belajar tentang keberagaman ekosistem. Setiap sudutnya menyimpan cerita, mulai dari savana luas, hutan mangrove, hingga pantai yang tenang. Keindahan yang ditawarkan bukan hanya memanjakan mata, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi siapa saja yang melangkahkan kaki ke dalamnya.
Sejarah Taman Nasional Baluran

Taman Nasional Baluran terletak di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, dengan luas wilayah sekitar 25.000 hektare. Kawasan ini dikenal sebagai salah satu taman nasional terbesar di wilayah timur Pulau Jawa. Daya tarik utama Taman Nasional Baluran adalah hamparan savananya yang membentang sangat luas. Area savana ini mencakup sekitar 10.000 hektare atau hampir sepertiga dari total luas taman nasional. Keunikan tersebut menjadikan Savana Baluran sebagai savana terluas yang ada di Pulau Jawa.
Nama Baluran sendiri diambil dari Gunung Baluran yang berdiri kokoh di kawasan taman nasional ini. Gunung tersebut menjadi salah satu ikon alam yang memperkaya lanskap Baluran. Sebagai kawasan konservasi, Taman Nasional Baluran berfungsi melindungi beragam flora dan fauna beserta lingkungan hidupnya. Ekosistem di kawasan ini sangat beragam, mulai dari hutan, savana, pesisir laut, hingga daerah pegunungan yang saling terhubung.
Pemerintah secara resmi menetapkan Baluran sebagai taman nasional pada 6 Maret 1980. Penetapan ini bertujuan untuk menjaga kelestarian alam serta melindungi berbagai jenis tumbuhan dan satwa dari ancaman kerusakan dan kepunahan. Saat ini, tercatat sekitar 444 jenis tumbuhan yang dilindungi di kawasan Taman Nasional Baluran. Beberapa di antaranya merupakan tanaman langka, seperti Wisoro Bukol, Kesambi, Ketapang, Mimbo, serta berbagai jenis tumbuhan lainnya yang memiliki nilai ekologis tinggi.
Flora dan Fauna di Taman Nasional Baluran

Sebagai kawasan konservasi, Taman Nasional Baluran menjadi habitat bagi beragam flora dan fauna yang dilindungi. Kondisi wilayahnya yang cenderung kering membuat sebagian besar tumbuhan di kawasan ini memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap lingkungan. Beberapa jenis tanaman yang banyak dijumpai antara lain mimba, widoro bukol, dan pohon pilang.
Baluran juga menyimpan kekayaan tumbuhan yang sangat melimpah. Tercatat sekitar 444 jenis tumbuhan dari 88 familia yang tumbuh di kawasan ini. Di antaranya terdapat 24 jenis tumbuhan eksotik, 37 jenis tanaman yang hidup di ekosistem mangrove, serta sekitar 265 jenis tumbuhan yang berkhasiat sebagai tanaman obat.
Tidak hanya flora, keanekaragaman fauna di Taman Nasional Baluran juga sangat mengesankan. Kawasan ini menjadi rumah bagi 28 ordo mamalia, serta ratusan jenis burung, ikan, dan reptil yang jumlahnya mencapai 196 spesies. Selain itu, ada 46 jenis satwa yang telah dilindungi oleh undang-undang, terdiri dari berbagai kelompok seperti karnivora, insektivora, reptil, burung, dan herbivora. Salah satu satwa besar yang paling dikenal sekaligus menjadi ikon Taman Nasional Baluran adalah banteng.
Harga Tiket Taman Nasional Baluran
Masih penasaran soal berapa biaya masuk ke Taman Nasional Baluran? Tenang, informasinya sudah kami rangkum supaya lebih mudah kamu pahami. Berikut gambaran terbaru harga tiket masuk dan biaya tambahan di Taman Nasional Baluran yang berlaku hingga saat ini.
Untuk wisatawan domestik yang masuk melalui Pintu Batangan, tiket dibanderol Rp21.000 pada hari kerja dan Rp31.000 saat akhir pekan atau hari libur. Sementara itu, pengunjung mancanegara dikenakan biaya Rp205.000. Biaya parkir juga cukup terjangkau, yakni Rp10.000 untuk mobil. Jika ingin melakukan sesi foto prewedding (WNI), tarifnya Rp1.000.000, sedangkan penggunaan drone dikenakan biaya Rp2.000.000.
Jika dibandingkan dengan taman nasional lain di Jawa Timur seperti Alas Purwo yang harga tiketnya berkisar antara Rp15.000 hingga Rp150.000, tarif masuk Baluran masih tergolong ramah di kantong. Bahkan, bila kamu memilih masuk lewat Pintu Watunumpuk atau Perengan, tiketnya lebih murah, hanya Rp11.000 di hari kerja dan Rp16.000 di hari libur. Untuk wisatawan asing, tarifnya Rp155.000 melalui pintu selain Batangan.
Biaya parkir pun cukup bersahabat, mulai dari Rp5.000 untuk motor, Rp10.000 untuk mobil, hingga Rp50.000 untuk bus. Dengan harga tiket yang terjangkau tersebut, kamu sudah bisa menikmati keindahan savana, melihat satwa liar dari dekat, hingga bersantai di Pantai Bama yang menawan. Tak heran jika Taman Nasional Baluran jadi destinasi favorit pencinta alam yang ingin merasakan sensasi wisata ala Afrika di Jawa Timur.
Jam Operasional dan Sistem Tiket Taman Nasional Baluran

Taman Nasional Baluran melayani kunjungan wisata setiap hari. Area wisata ini dibuka mulai pukul 07.30 hingga 16.00 WIB. Pengunjung disarankan untuk keluar sebelum hari gelap, karena kondisi jalur di dalam kawasan cukup menantang dan minim penerangan.
Untuk sistem pembelian tiket, hingga saat ini belum tersedia informasi resmi mengenai penjualan tiket secara online. Agar tidak ketinggalan kabar terbaru, wisatawan bisa memantau langsung melalui situs resmi Taman Nasional Baluran di balurannationalpark.id. Pada umumnya, tiket masuk dibeli secara langsung di loket yang tersedia di pintu masuk kawasan, seperti Batangan, Watunumpuk, dan Perengan.
Spot Bersafari di Taman Nasional Baluran
Taman Nasional Baluran di Situbondo menawarkan wisata alam yang memanjakan mata dengan pemandangan unik dan suasana yang masih alami. Pengunjung tidak hanya bisa melihat beragam flora dan fauna, tetapi juga menjelajahi berbagai spot menarik yang menjadi favorit wisatawan.
Salah satu lokasi paling terkenal adalah Savana Bekol, padang rumput luas tempat wisatawan bisa menikmati panorama alam sekaligus melihat satwa liar yang berkeliaran. Selain itu, ada Goa Jepang yang menyimpan nilai sejarah, serta Hutan Evergreen dengan jalur hijau yang sejuk dan menjadi akses menuju savana.
Baluran juga memiliki Menara Pandang untuk menikmati pemandangan dari ketinggian, Dermaga Mangrove Bama dengan suasana laut dan mangrove yang asri, serta deretan pantai indah seperti Pantai Bama, Pantai Balanan, Pantai Bilik Sijie, dan Pantai Pandean. Masing-masing pantai menawarkan keunikan tersendiri, mulai dari pasir putih, air laut jernih, sunset dan sunrise cantik, hingga aktivitas nelayan yang menambah daya tarik wisata.
Hamparan savana yang luas, satwa yang hidup bebas, serta panorama yang berubah indah di setiap musim menjadikan Baluran layak dijuluki sebagai Afrika Van Java. Setiap sudutnya menyimpan cerita tentang kekuatan alam dan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan. Melalui kunjungan ke Taman Nasional Baluran, kita diajak untuk lebih menghargai alam sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam melestarikannya.