Bentang Alam Indonesia memang harus diakui memiliki keindahan yang luar biasa. Tidak hanya itu saja, Bentang Alam ini pun menjadi mata pencaharian beberapa warga dengan tumbuhnya beberapa komoditi seperti teh dan juga kopi. Ada pula bunga-bunga bermekaran dengan warna-warna yang menarik dan menggugah hati untuk menikmatinya lebih dalam lagi.
Dari segi keindahan pula, terbentang sebuah kawasan wisata dengan panorama yang tidak akan pernah bisa diungkapkan dengan kata. Panorama ini yang berbentuk air terjun tersaji dan menawarkan sebuah kesegaran serta kesejukan yang haqiqi. Keindahan tersebut bisa dilihat di Air Terjun Kedung Malem.
Lebih Dekat Dengan Air Terjun Kedung Malam
Bila di kebanyakan air terjun hanya mempunyai satu nama saja. Bukan, di kawasan ini yang ternyata mempunyai banyak nama. Seperti Air Terjun Slampiran, Air terjun Seweru, Air Terjun Kedung Dalem, dan ada juga yang menyebutnya dengan nama Air Terjun Serondo. Walaupun, punya banyak nama. Namun, keindahan dan letaknya berada di satu lokasi.
Kawasan ini berada di lereng Gunung wilis tepatnya berada di perkebunan kopi di ketinggian 400mdpl. Tinggi air terjun sendiri kurang lebih 30 meter. Aliran air ini cukup jernih dan juga menyegarkan. Apalagi, bagi wisatawan yang membutuhkan kesejukan saat datangnya terik matahari.
Kelebihan dari kawasan ini adalah suasana alam yang masih asri. Hal ini dapat dilihat dari lebatnya pepohonan yang menjulang tinggi. Ada juga tumbuhan yang terlihat di sektaran menuju air terjun. Ditambah lagi dengan bunyi-bunyi beberapa burung yang berkicau. Sehingga, menghadirkan nuansa yang berbeda.
Sekitar air terjun pula terdapat perkebunan warga. Dimana, saat musimnya, Sobat Native bisa meminta satu buah saja. Rasakan kesegaran dan nikmatnya buah apel dan jeruk yang langsung di petik dari pohonnya. Hanya saja, bila bukan musim kedua buah ini, Sobat native tidak akan bisa merasakan kenikmatannya.
Sobat Native akan dihibur dengan dua buah air terjun yang turun. Dimana, letak kedua air terjun tersebut saling berhadapan. Sepertinya Nama, kedung malem cukup cocok menggambarkan kawasan ini. Air Terjun ini di sebelah kanan dan kirinya berupa pepohonan-pepohonan. Jadi, nuansanya akan gelap seperti malam.
Sinar Matahari yang menyengat memang bakal sulit masuk. Sehingga, Sobat native disarankan untuk tidak berkunjung ke tempat ini terlalu malam. Tidak ada penerangan membuat, kawasan cukup berbahaya. Tipe hutan ini adalah hutan hujan tropis, mempunyai embun-embun kecil nan menggemaskan.
Walaupun, sinar matarahari terhalang oleh pepohonan. Namun, kawasan ini menjadi sebuah spot foto dengan memanfaatkan sinar yang muncul dari celah-celah pepohonan. Sehingga, mampu menghasilkan foto dan gambar menawan untuk dipamerkan di media sosial. Jangan lupa untuk membawa kamera DSLR bila berkunjung ke tempat ini.
Menurut catatan sejarah, dahulu air Terjun ini menjadi ikon desa yang selalu dikunjungi banyak wisatawan. Bahkan, pengelolaannya pun tidak dipegang oleh pemerintah melainkan, dipegang oleh para warga. Kawasan ini pun juga sudah dibangun paving block untuk memudahkan Sobat native yang berkunjung ke sini.
Tetapi, seiring berjalannya waktu, kawasan ini menjadi tidak terawat. Pepohonan yang dahulunya rapi saat ini mulai tumbuh seperti belukar. Pepohonan ini membuat sulit jalur menuju ke kawasan air terjun. Padahal, tempat ini menjadi tempat favorit Sobat native yang suka akan petualangan, sehabis menikmati perkebunan kopi, banyak yang menyempatkan pergi ke sini.
Saat ini, kejayaan Kedung Malem ini memang sudah tidak terlihat lagi. Tetapi, beberapa orang sudah mulai sadar akan kawasan yang dahulunya sering dijadikan rujukan sebagai tempat wisata wajib bila berada di Madiun.
Cari penginapan? Tenang, tempat ini mempunyai kawasan camping yang bisa dimanfaatkan Sobat native yang mungkin terlalu malam keluar dari kawasan ini. Tempat camping ini biasanya akan banyak dikunjungi setiap hari libur saja.
Tempat ini pun sudah menyediakan homestay dengan harga mulai dari 250 ribu hingga 400 ribu rupiah. Bila penuh, Sobat Native juga bisa menggunakan rumah warga sebagai penginapan. Dengan harga yang bisa ditawar sendiri.
Selain itu, tempat ini juga menyediakan sarana rest area, pasar, serta tempat makan dengan sajian menu kuliner khas madiun. Makan di tempat ini cukup menyenangkan karena, udaranya yang cukup sejuk dan menenangkan. Harganya pun juga sangat bersahabat dengan kantong para backpacker.
Lokasi dan Jalan Ke Air Terjun Kedung Malam
Alamat Air Terjun ini berada di Dusun Seweru, Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Jaraknya kurang lebih 25 km dari pusat kota Madiun. Atau kurang lebih 35 menit bila menggunakan kenadaran pribadi.
Sobat native bisa memulai perjalanan dari Kota Madiun menggunakan kendaraan pribadi menuju ke Dungus. Kemudian, arahkan kendaraan menuju ke wungu.. Ikuti jalan hingga sampai di Kecamatan Kare, Desa Seweru (Slampir).
Air Terjun ini pun juga bisa ditempuh dari Ponorogo. Arahkan kendaraan menuju ke perempatan Tek’an. Dari sini ambil jalur menuju ke Manisrejo. Ikuti jalan menuju ke Dungus. Lalu, arahkan kendaraan menuju ke wungu. Ikuti jalur hingga sampai di kecamatan Kare, Desa Seweru (Slampir).
Sobat native harus berhati-hati dengan jalanan ini. Karena, berada di jalan kecamatan Kare. Jalanan terjal dan kurang baik. Tidak hanya itu, Sobat Native harus bisa menaklukkan jalanan yang terkadang naik curam dan turun curam. Ketelitian dan kehati-hatian harus selalu diperhatikan agar selamat sampai tujuan.
Sepanjang perjalanan Sobat Native akan disuguhkan pemandangan yang luar biasa.. Area perbukitan hijau terhampar luas di depan mata. Sobat native, bisa berhenti sejenak untuk mengambil beberapa gambar dan foto di kawasan ini.
Setelah sampai di Desa kare, Sobat native bisa menitipkan kendaraan di rumah warga yang sudah dilengkapi dengan pintu gerbang. Pintu ini berfungsi sebagai pelindung. Jadi, Sobat native tidak perlu berpikir lagi soal kendaraan yang dijamin pasti aman.
Sobat native akan melewati sungai dan jalan setapak sejauh 700 meter. Atau kurang lebih 15 menit dari pintu gerbang.
Harga Tiket Masuk
Lalu, berapa harga yang harus dibayar bila berkunjung ke kawasan ini. Harganya adalah 0 rupiah alias gratis. Tetapi, akan ada kota bagi Sobat Native yang ingin membantu untuk dana kebersihan kawasan ini seikhlasnya. Dana ini, biasanya digunakan sebagai uang lelah bagi beberapa warga yang mencoba menghidupkan kembali kejayaan tempat ini.
Di sini pun tidak diadakan jam buka dan tutup. Jadi, wisatawan bisa mengunjungi kawasan ini sepuasnya. Tetapi, tetap harus berhati-hati. Namanya juga berada di kawasan hutan. Pastinya ada banyak hal yang mungkin bisa membahayakan Sobat native. Bila terlalu terbuai dengan keindahan tempat ini.
Bagaimana Sobat Native? Sudah mulai tumbuh benih-benih penasaran? Bila sudah, segera saja agendakan liburan Sobat Native ke sini.
Dijamin seru dan menyenangkan, segala sedih, susah, penat hilang seketika. Berubah menjadi sebuah kesegaran dan kebugaran untuk kekuatan hari esok yang lebih berharga.