Nativeindonesia – Bagi siapa pun yang mencintai keindahan alam, Bantimurung Bulusaraung National Park adalah destinasi yang sulit untuk dilewatkan. Taman nasional ini menyimpan pesona alam yang luar biasa, mulai dari tebing-tebing karst yang menjulang hingga hutan lebat yang memikat mata. Setiap sudutnya seakan menawarkan pengalaman berbeda yang membuat pengunjung tak henti mengagumi keajaiban alam.
Selain keindahan alamnya, taman nasional ini juga kaya dengan berbagai aktivitas seru yang bisa dicoba. Dari menjelajahi gua-gua misterius hingga menikmati air terjun yang menyejukkan, setiap kegiatan memberikan sensasi petualangan yang menyenangkan. Tidak heran, banyak pengunjung yang datang ingin merasakan pengalaman unik dan tak terlupakan di sini.
Tak hanya untuk pecinta alam, Bantimurung Bulusaraung juga cocok untuk keluarga maupun fotografer. Pemandangan yang memukau dan keberagaman flora serta fauna menjadi latar sempurna untuk mengabadikan momen. Bahkan, setiap langkah di taman nasional ini membawa sensasi berbeda yang membuat perjalanan semakin hidup dan penuh cerita.
Lokasi Bantimurung Bulusaraung National Park

Taman Nasional Bantimurung adalah destinasi wisata yang cocok untuk dikunjungi bersama teman atau keluarga. Terletak di Poros Maros – Bone KM 12, Kalabbirang, Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, taman ini memiliki luas sekitar 43.750 hektar. Dari pusat Kota Makassar, jarak tempuh menuju kawasan ini kurang lebih satu jam perjalanan.
Taman ini terkenal dengan julukan “Kerajaan Kupu-kupu” karena keanekaragaman kupu-kupunya yang menakjubkan. Selain itu, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung juga dikenal dengan pemandangan Menara Karst yang spektakuler, menambah daya tarik bagi pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam.
Di taman ini, terdapat berbagai jenis kupu-kupu dari keluarga Papilionoidea, yang terbagi menjadi lima famili utama. Di antaranya Nymphalidae dengan 111 jenis, Papilionidae 25 jenis, Pieridae 28 jenis, Lycanidae 74 jenis, dan Riodinidae 2 jenis. Kekayaan spesies kupu-kupu inilah yang menjadi salah satu alasan utama kawasan ini ditetapkan sebagai taman nasional.
Jam Operasional dan Harga Tiket

Sebelum mengunjungi Bantimurung Bulusaraung National Park, ada baiknya mengetahui terlebih dahulu jam operasional dan harga tiket yang berlaku. Informasi ini akan membantu kamu mempersiapkan perjalanan dengan lebih lancar. Berikut ringkasan yang perlu kamu ketahui:
Jam Buka Taman Nasional Bantimurung:
- Taman ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WITA.
Harga Tiket Masuk:
- Untuk wisatawan domestik, tiket masuk berkisar antara Rp5.000 pada hari biasa dan Rp7.500 saat akhir pekan.
- Wisatawan mancanegara dikenai biaya Rp150.000 pada hari biasa dan Rp225.000 saat akhir pekan.
- Tiket khusus masuk kawasan Bantimurung untuk wisatawan domestik adalah Rp30.000 per orang.
- Sedangkan wisatawan mancanegara membayar Rp255.000 per orang.
Harga tiket tersebut sudah termasuk akses ke seluruh area Taman Nasional, termasuk pemandian, gua-gua wisata, serta fasilitas umum yang tersedia di dalam kawasan. Dengan begitu, kamu bisa menjelajahi semua spot menarik tanpa khawatir ada biaya tambahan.
Aktivitas Seru Bantimurung Bulusaraung National Park
Bantimurung Bulusaraung National Park menawarkan beragam pesona alam yang menakjubkan. Pengunjung bisa menikmati keindahan air terjun, menjelajahi gua-gua, menikmati panorama danau, serta melihat berbagai jenis hewan khas daerah ini. Berikut beberapa aktivitas seru yang bisa dilakukan saat berkunjung ke taman nasional ini.
Menikmati Keindahan Kupu-Kupu di Bantimurung
Taman Nasional Bantimurung terkenal karena keindahan alamnya dan beragam spesies kupu-kupu yang hidup di sana. Di taman ini, terdapat ratusan jenis kupu-kupu, termasuk sekitar 20 spesies langka yang hanya ada di Sulawesi Selatan, sehingga taman ini dikenal sebagai “Kerajaan Kupu-Kupu”.
Pengunjung bisa melihat kupu-kupu beterbangan bebas di kubah penangkaran seluas 7.000 meter persegi, mulai dari tahap telur hingga dewasa. Selain itu, ada juga ruang display dengan koleksi kupu-kupu yang diawetkan, sehingga wisatawan bisa lebih dekat mengenal keindahan dan keragaman mereka.
Menikmati Pemandangan dari Helena Sky Bridge
Helena Sky Bridge adalah jembatan gantung setinggi 50 meter di atas area penangkaran. Untuk mencapainya, pengunjung harus melewati jalur tracking, lalu menyeberangi jembatan yang terletak di lereng tebing setinggi sekitar 100 meter.
Dari atas jembatan, pengunjung dapat menikmati panorama taman nasional yang menakjubkan serta melihat kupu-kupu terbang di sekitar kubah penangkaran. Jaring-jaring di kedua sisi jembatan membuat kupu-kupu bisa bergerak bebas, menambah pengalaman menyenangkan bagi wisatawan.
Menelusuri Sejarah dan Alam Prasejarah
Taman Nasional Bantimurung menyimpan situs bersejarah dari kehidupan manusia purba. Pengunjung bisa menapaki jejak zaman prasejarah melalui jalan setapak berundak yang nyaman. Di area seluas 2 hektar, terdapat dua gua utama, Gua Sumpang Bita dan Gua Bulu Sumi, yang memamerkan lukisan tangan di dinding gua, artefak batu, pecahan gerabah, serta sisa tulang dan gigi manusia purba.
Meski berjarak sekitar 3 kilometer dari titik awal, kawasan ini menawarkan pemandangan alam menawan, dengan tebing batu khas karst, hamparan rumput, dan pepohonan hijau. Gabungan antara wisata sejarah dan keindahan alam membuat pengunjung seolah kembali ke masa prasejarah.
Petualangan Panjat Tebing dan Gua Vertikal
Bagi pencinta tantangan, taman nasional ini menyediakan dinding karst curam yang cocok untuk panjat tebing. Beberapa gua vertikal juga menarik bagi penjelajah yang ingin memacu adrenalin. Desa Labuaja menjadi salah satu area paling menantang.
Gua Vertikal Leang Puteh menjadi daya tarik utama, dengan kedalaman sekitar 270 meter dan lebar 50–80 meter, termasuk gua single pitch terdalam di Indonesia. Di dasar gua, Leang Puteh terhubung dengan Gua Dinosaurus. Menjelajahi gua ini membutuhkan keterampilan khusus dan perlengkapan panjat gua agar aman.
Menikmati Petualangan dan Keindahan Alam di Bantimurung
Taman Nasional Bantimurung menawarkan pengalaman petualangan seru bagi pengunjung, seperti menyusuri sungai dengan air jernih dan bebatuan menantang, serta menjelajahi jalur hutan yang masih alami.
Di kawasan Pattunuang, wisatawan bisa melihat berbagai flora dan fauna asli, termasuk hewan langka seperti primata Tarsius Fuscus, soa-soa, dan berbagai jenis burung. Kawasan ini juga menyimpan legenda lokal, “Biseang Labboro,” tentang perahu yang konon berubah menjadi batu di tepi sungai.
Keindahan Stalaktit dan Stalakmit
Taman ini juga terkenal dengan lebih dari 80 gua alami. Salah satu yang populer, Gua Batu dekat Danau Kassi Kebo, memamerkan stalaktit dan stalakmit yang terbentuk selama ribuan tahun.
Untuk menjelajahi gua, pengunjung harus melewati jalan sempit dan menanjak. Semakin masuk ke dalam, keindahan formasi batuan semakin terlihat, hingga mencapai ruang luas berbentuk kubah yang dulunya dipakai raja-raja Gowa untuk bersemedi.
Air Terjun dan Keindahan Alam
Untuk menikmati berbagai objek wisata alam di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, wisatawan biasanya melakukan trekking. Selama perjalanan, pemandangan alam yang masih alami dan hijau bisa dinikmati. Di sepanjang jalur, sungai dan air terjun yang indah menyambut para pengunjung.
Air terjun menjadi salah satu daya tarik utama, karena aliran airnya yang deras memberikan kesan segar dan alami. Banyak wisatawan yang tertarik untuk turun lebih dekat dan merasakan kesegaran airnya. Kawasan ini juga menjadi habitat bagi ratusan jenis kupu-kupu. Serangga cantik ini senang hidup di sekitar sumber air yang masih dikelilingi vegetasi alami.
Menyaksikan Satwa di Habitat Aslinya
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung kaya akan flora dan fauna, sehingga sangat menarik untuk dijelajahi. Salah satu lokasi menarik adalah Karaenta di Desa Labuaja, yang dikenal sebagai “laboratorium alam” karena menawarkan pengalaman edukatif sekaligus pemandangan alam yang unik.
Wisatawan juga dapat mengamati kelompok primata Macaca Maura di habitat aslinya. Dengan bantuan petugas yang berpengalaman, pengunjung bisa melihat kera hitam ini berkumpul dan berinteraksi. Selain itu, kawasan ini juga menjadi rumah bagi Gugusan Eboni, jenis kayu hitam langka yang bernilai tinggi.
Menjelajahi Bantimurung Bulusaraung National Park memang membawa pengalaman yang tak terlupakan. Dari warna-warni kupu-kupu hingga suara gemericik air terjun, semuanya mengingatkan bahwa alam bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga untuk dijaga. Selamat berlibur!