Nativeindonesia – Siapa bilang Rembang hanya terkenal dengan sejarah dan wisatanya? Kabupaten kecil di pesisir utara Jawa Tengah ini ternyata menyimpan segudang kuliner khas yang mampu memanjakan lidah siapa saja yang mencobanya. Dari makanan tradisional hingga menu kekinian yang lagi viral, semuanya bisa ditemukan di sini. Tak heran, banyak pecinta kuliner rela jauh-jauh datang hanya untuk menikmati sajian unik khas Rembang.
Belakangan, sejumlah kuliner Rembang berhasil mencuri perhatian publik setelah ramai diperbincangkan di media sosial. Foto-foto menggoda yang diunggah para food blogger maupun wisatawan membuat banyak orang penasaran untuk mencicipinya langsung. Bahkan, beberapa makanan lokal yang sebelumnya jarang terdengar kini justru menjadi incaran para penikmat kuliner dari luar daerah.
Tidak hanya soal rasa, kuliner Rembang juga kaya akan cerita dan tradisi. Setiap hidangan memiliki keunikan tersendiri, mulai dari cara memasak, penyajian, hingga filosofi di baliknya. Inilah yang membuat pengalaman mencicipi kuliner di Rembang terasa lebih istimewa, bukan sekadar mengenyangkan perut tetapi juga menghadirkan kenangan yang sulit dilupakan.
Sate Serepeh
Sate Serepeh merupakan kuliner khas Rembang yang cukup terkenal dan digemari baik oleh masyarakat setempat maupun para wisatawan. Keunikan sate ini terletak pada bumbunya yang berbeda dari sate biasanya, sehingga menghasilkan rasa khas yang begitu berkesan bagi siapa saja yang mencobanya.
Proses pembuatannya dilakukan dengan teliti, dimulai dari pemilihan daging yang berkualitas kemudian dilumuri dengan campuran rempah tradisional. Setelah dipanggang, sate ini semakin istimewa dengan tambahan bumbu kacang yang diracik menggunakan resep turun-temurun, sehingga cita rasanya tetap terjaga hingga sekarang.
Bagi yang ingin mencicipinya, Sate Serepeh dapat dengan mudah ditemui di sepanjang Jalan Dokter Wahidin, Rembang. Harganya pun sangat ramah di kantong, hanya sekitar Rp1.000 per tusuk. Biasanya sate ini disajikan bersama lontong dan bumbu kacang khas, menjadikannya pilihan pas untuk santapan siang ataupun malam hari.
Dumbeg

Dumbeg adalah kudapan tradisional asal Rembang yang memiliki bentuk unik menyerupai terompet. Jajanan ini dibuat dari bahan sederhana seperti tepung beras, gula, dan air nira yang menghasilkan rasa manis dengan tekstur khas. Keunikan dumbeg tidak hanya ada pada rasanya, tetapi juga pada bentuknya yang menarik perhatian.
Dalam proses pembuatannya, diperlukan keterampilan khusus karena adonan harus dibungkus menggunakan daun lontar hingga terbentuk menyerupai terompet. Setelah itu, dumbeg dimasak dengan cara tradisional agar cita rasa aslinya tetap terjaga. Dengan harga yang sangat terjangkau, yakni sekitar Rp500 per biji atau Rp5.000 per ikat, jajanan ini menjadi pilihan camilan favorit masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke Rembang.
Urap Latoh

Urap Latoh adalah sajian khas yang menggabungkan cita rasa pesisir dengan tradisi Jawa dalam bentuk urap. Keunikannya terletak pada penggunaan rumput laut segar (latoh) sebagai bahan utama, sehingga memberikan sensasi berbeda dibandingkan urap biasa. Perpaduan ini menghadirkan rasa yang khas sekaligus memperkaya ragam kuliner Nusantara.
Dalam penyajiannya, rumput laut segar dibersihkan lalu dicampur dengan bumbu urap berupa parutan kelapa yang sudah diberi rempah-rempah. Proses ini dilakukan dengan hati-hati agar tekstur rumput laut tetap renyah dan segar. Hidangan yang biasanya ditemui di Kecamatan Lasem, Rembang, ini dijual dengan harga terjangkau, sekitar Rp8.000 hingga Rp12.000 per porsi. Selain nikmat disantap, Urap Latoh juga menyehatkan karena rumput laut mengandung banyak nutrisi penting bagi tubuh.
Jadah
Jadah adalah salah satu kue tradisional khas Rembang yang masih populer hingga kini. Kue ini dibuat dari bahan sederhana seperti beras ketan, kelapa muda parut, dan sedikit garam, namun mampu menghadirkan rasa gurih yang khas dan digemari banyak orang. Kehadiran jadah sering menjadi pelengkap dalam kuliner tradisional, baik sebagai hidangan utama maupun camilan.
Cara membuat jadah cukup unik, dimulai dengan merendam beras ketan hingga lembut lalu dikukus setengah matang. Setelah itu, ketan dicampur dengan kelapa parut dan garam, kemudian ditumbuk hingga halus dan kalis sebelum dibentuk menjadi potongan kecil berbentuk kubus. Umumnya, jadah dibungkus dengan daun pisang agar aromanya semakin harum. Kudapan tradisional ini mudah ditemukan di pasar Rembang dengan harga yang ramah di kantong, cocok disantap saat sarapan maupun sebagai teman minum teh di sore hari.
Lontong Sambel

Lontong Sambel adalah salah satu kuliner khas Rembang yang memiliki keunikan tersendiri. Hidangan ini disajikan dengan cara tradisional, yakni menggunakan alas daun jati yang menambah aroma khas. Perpaduan antara lontong, lauk pendamping, serta siraman sambal kacang menjadikannya sajian yang sederhana namun menggugah selera.
Isi dari Lontong Sambel cukup beragam, biasanya terdiri dari lontong yang lembut dipadukan dengan tahu atau tempe goreng. Sebagai tambahan, ada mendoan dan piya-piya yang membuat rasanya semakin lengkap. Keistimewaan utama terletak pada sambal kacangnya yang dibuat dari resep warisan turun-temurun, sehingga menghadirkan cita rasa otentik yang sulit ditemukan di tempat lain.
Dengan harga terjangkau sekitar Rp10.000 per porsi, kuliner ini bisa dengan mudah ditemui di kawasan Jalan Dr. Wahidin, Rembang. Menariknya, tingkat kepedasan sambal kacang dapat disesuaikan dengan selera, sehingga cocok untuk semua kalangan, baik pecinta pedas maupun yang lebih menyukai rasa ringan.
Nasi Gandul H. Mufid
Nasi Gandul H. Mufid menjadi salah satu kuliner yang cukup digemari di Rembang, meski sejatinya makanan ini berasal dari Pati. Cita rasanya yang khas membuat banyak orang ketagihan, apalagi cara penyajiannya yang unik menggunakan piring beralas daun pisang sehingga menambah aroma dan selera makan.
Sebagai pelengkap, tersedia tempe kering yang sudah menjadi menu andalan di tempat ini. Harga yang ditawarkan juga ramah di kantong, yaitu Rp5.000 untuk seporsi nasi, dan tambahan lauk dapat dinikmati dengan biaya sekitar Rp10.000. Dengan pilihan sederhana ini, pengunjung bisa menikmati hidangan khas Jawa Tengah yang otentik.
Warung Nasi Gandul H. Mufid berlokasi di Kutoharjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Bagi yang ingin mencicipinya, tempat ini buka setiap hari mulai pukul 17.00 hingga 23.00 WIB, sehingga cocok dijadikan pilihan untuk makan malam atau sekadar menikmati kuliner malam di Rembang.
Soto Rembang
Soto Rembang merupakan salah satu kuliner khas yang wajib dicoba saat berkunjung ke kota ini. Sekilas tampilannya memang mirip dengan soto pada umumnya, namun cita rasa kuah beningnya yang gurih dan penuh rempah membuatnya berbeda. Kaldu ayam yang digunakan dimasak bersama bumbu pilihan seperti bawang putih, bawang merah, jahe, lengkuas, serai, serta daun salam. Penggunaan ayam kampung sebagai bahan utama juga menambah rasa autentik yang khas.
Dalam penyajiannya, Soto Rembang biasanya dilengkapi dengan suwiran ayam, telur, sayuran segar, bawang goreng, dan taburan seledri. Kamu bisa menemukannya dengan mudah di sekitar alun-alun kota Rembang. Harganya pun sangat ramah di kantong, hanya sekitar Rp10.000 hingga Rp15.000 per porsi, lengkap dengan nasi putih, kecap, dan sambal. Kuahnya yang hangat dan gurih menjadikan soto ini cocok disantap kapan saja, baik di pagi hari maupun malam hari.
Menjelajahi kuliner khas Rembang memang tidak pernah mengecewakan. Setiap hidangan memiliki cita rasa unik yang mampu membuat siapa saja rindu untuk kembali mencicipinya. Bagi pecinta makanan, mencicipi kuliner Rembang bukan hanya soal mengisi perut, melainkan juga pengalaman yang membawa kita lebih dekat dengan budaya dan cerita di balik setiap racikan.