Museum Bahari Jakarta – Setelah ratusan tahun berlalu kawasan Sunda Kelapa telah mengalami banyak perubahan, bahkan namanya pun telah berganti menjadi Jakarta.
Dari sekian banyak perubahan yang terjadi dari masa ke masa, menara pengawas yang didirikan oleh Kolonial Belanda masih berdiri tegak, begitupun dengan galangan kapal VOC dan gudang rempah-rempah, masih tetap berdiri. Walaupun sekarang galangan kapal beralih fungsi menjadi restoran dan kafe dan gudang rempah menjadi Museum Bahari Jakarta.
Simak juga; info seputar Tugu Monas
Dulunya kawasan Sunda Kelapa merupakan kawasan perniagaan yang paling sibuk, ramai dan dijaga ketat oleh tentara Belanda. Kapal-kapal besar hilir mudik mengangkut beragam jenis rempah-rempah untuk di bawa ke kawasan Eropa dan beberapa negara lain di dunia.
Hasil bumi Nusantara menjadi komoditi penting bagi perusahaan dagang Belanda pada masa itu.
Baca juga: Trans Snow World Bekasi, wahana salju terbesar di Asia Tenggara
Sejarah Museum Bahari
Sejarah museum bahari berawal dari gudang rempah dibangun pada tahun 1652. Memiliki tiga lantai dengan dinding yang tebal sehingga aman jika diserang badai tropis.
Langit-langit bangunan ini juga memiliki tiang tiang penyangga yang kuat dan kokoh dan terbuat dari kayu-kayu tebal sehingga awet dari serangan cuaca dan rayap.
Tiang-tiang penyangga ini masih ada sampai sekarang, menyangga setiap lantai bangunan. Sirkulasi udara pun dibuat baik sehingga rempah yang disimpan tidak mudah lapuk.
Dari tahun ke tahun gudang ini mengalami banyak perubahan, dan setelah mengalami renovasi yang dilakukan Pemerintah provinsi. DKI bangunan ini tampak lebih utuh. Gudang rempah diresmikan menjadi Museum Bahari pada tanggal 7 juli 1977.
Didalam museum ini terdapat banyak koleksi benda-benda bersejarah kelautan. Anda akan dapat melihat benda-benda peninggalan VOC, perahu-perahu, baik asli maupun hanya berupa replika, alat navigasi pelayaran, foto-foto dan juga lukisan.
Terdapat 19 buah perahu asli yang pamerkan di museum ini dan seratus lebih sisanya hanyalah berupa miniatur.
Simak juga: review Alive Museum Jakarta
Perahu tradisional phinisi, perahu lancang kuning, dan perahu Jukung Karere merupakan salah satu koleksi penting yang terdapat dalam museum ini.
Yang paling menarik adalah perahu Jukung Karere. Perahu ini merupakan perahu tradisional Papua yang dibuat dengan menggunakan kayu utuh sepanjang 11 meter.
Selain berbagai jenis replika kapal-kapal tradional, museum ini juga memamerkan replika kapal atau perahu modern. Didalam museum ini juga terdapat Cadik Nusantara. Yaitu perahu bercadik yang digunakan oleh Pemuda Pelopor Effendy Soleman berlayar seorang diri dari Jakarta menuju Brunei Darussalam pulang pergi.
Baca; info seputar Museum Perangko
Alamat museum bahari
Berikut ini adalah alamat museum bahari dan juga peta menuju ke lokasi museum.
Jalan Pasar Ikan No. 1
Kawasan Sunda Kelapa, Kecamatan Penjaringan
Jakarta Utara, 14440
Telepon: 021-6692476 / 021-6693406
Fax: 021-6690518
Peta museum bahari Jakarta
Simak juga: info wisata Pantai Ancol dan Dufan
Museum Bahari Jakarta sebenarnya banyak mengajarkan kita tentang sejarah kelautan nenek moyang. Tapi sayang museum ini kurang banyak peminatnya.
Walaupun bangunan ini sering kali digunakan untuk foto foto prewedding ataupun pembuatan video klip, tapi tetap saja tujuannya berbeda, bukan digunakan untuk mengenal sejarah.
Baca: liburan keluarga di Waterboom PIK
Padahal jika anda berkunjung ke tempat ini dan meresapinya, anda akan kagum betapa hebatnya nenek moyang kita. Mengarungi luasnya lautan hanya dengan menggunakan perahu tradisional.