Museum Fatahillah merupakan destinasi wisata sejarah yang sangat populer di Jakarta. Lebih populer dengan nama Museum Fatahillah, karena berada di Jalan Taman Fatahillah, NO.1, Jakarta Barat.
Sebetulnya, Museum Fatahillah memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta. Namun, dikarenakan nama Museum Fatahillah lebih sering diulang-ulang, maka seolah-olah menjadi nama resminya.
Museum Fatahillah dahulu merupakan balai kota di jaman pemerintahan Belanda, yang disebut dengan gedung Balai Kota Batavia.
Museum Fatahillah kini menjadi museum, sekaligus bukti sejarah di masa lampau yang masih terjaga baik hingga saat ini. Sejatinya, bangsa yang mengenal sejarahnya, adalah bangsa, dan negara yang maju.
Museum Fatahillah seakan menjadi lorong waktu untuk mengerti, dan memahami sejarah, khususnya sejarah Jakarta di masa lalu. Oleh karena itu, ajaklah anak-anak kita mengenal sejarah bangsa, salah-satunya dengan mengunjungi Museum Fatahillah Jakarta.
Berikut ulasan Museum Fatahillah sebagai referensi wisata sejarah di pusat kota Jakarta.
Lokasi Dan Alamat Museum Fatahillah
Lokasi Museum Fatahillah terletak di kawasan Kota Tua Jakarta. Adapun alamat Museum Fatahillah berada di Jalan Taman Fatahillah, NO.1, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Rute Menuju Museum Fatahillah Jakarta
Jalan menuju Museum Fatahillah bisa diakses dengan menggunakan kendaraan roda dua, maupun roda empat, kendaraan pribadi, maupun transportasi umum, seperti KRL, dan Bus Trans Jakarta.
Bagi yang datang dari luar jakarta, rute pertama bisa menuju stasiun, atau terminal bus terdekat. Selanjutnya, bisa memesan jasa transportasi online.
Jarak dari Monas ke Museum Fatahillah cukup dekat, hanya berjarak 7 kilometer saja. Saat kondisi jalanan normal, waktu tempuhnya hanya 20 menit saja.
Harga Tiket Masuk Museum Fatahillah
- Tiket masuk Museum Fatahillah Rp. 5.000 per orang, dewasa,
- Tiket masuk Museum Fatahillah Rp. 3.000 per orang, mahasiswa, pelajar.
- Tiket masuk Museum Fatahillah Rp. 2.000 per orang, untuk anak-anak.
Jam Buka Museum Fatahillah
- Museum Fatahillah buka dari hari Selasa – Minggu.
- Museum Fatahillah buka dari pukul 09.00 – 15.00.
- Museum Fatahillah tutup di hari Senin.
Fasilitas Di Museum Fatahillah
Fasilitas yang tersedia di Museum Fatahillah, atau Museum Sejarah Jakarta adalah sebagai berikut:
- Area parkir,
- Barang, dan lokasi bersejarah,
- Taman,
- Ruang pertemuan, dan pameran,
- Perpustakaan,
- Kantin Museum,
- Souvenir sop,
- Serta Sinema Fatahillah.
- Penjara bawah tanah.
Sejarah Museum Fatahillah
Museum Fatahillah pertamakali dibangun pada tahun 1620. Namun, pada saat itu statusnya bukan sebagai museum, tetapi berfungsi sebagai balai kota Batavia.
Museum Fatahillah diarsiteki oleh W. J. van de Velde, dan insinyur pembangunannya bernama J. Kremmer. Museum Fatahillah, atau Museum Sejarah Jakarta memiliki luas sekitar 1.300 meter persegi.
Gedung bekas balai kota Batavia pertamakali digagas menjadi museum sejarah Batavia dimulai pada tahun 1937, di bawah Yayasan Oud Batavia.
Kemudian, baru di tahun 1968 Museum Djakarta Lama diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta. Dan pada tanggal 30 Maret 1970, Gubernur Jakarta saat itu Bpk. Ali Sadikin meresmikan bangunan tersebut sebagai Museum Sejarah Jakarta.
Daya Tarik Museum Fatahillah
1. Gedung Dan Barang-Barang Bersejarah
Daya tarik yang pertama dari Museum Fatahillah adalah arsitektur gedungnya yang mampu menarik perhatian para pengunjung, serta keberadaan barang-barang bersejarah di dalamnya.
Isi Museum Fatahillah berupa barang – barang bersejarah, di antaranya:
- lukisan,
- kursi,
- meja,
- guci,
- prasati,
- meriam,
- serta barang bersejarah lainnya.
Para pengunjung diharapkan untuk menjaga sikap, serta tidak ceroboh, jangan sampai merusak properti yang ada di dalam Museum Fatahillah.
2. Penjara Bawah Tanah
Daya tarik selanjutnya di Museum Fatahillah adalah keberadaan penjara bawah tanah, sekaligus sebagai saksi bisu atas jeritan, dan penderitaan para tahanan di masa penjajahan Belanda.
Penjara bawah tanah tersebut dipisahkan antara laki-laki dan perempuan, tetapi punya kesamaan, yaitu bangunannya pengap, dan gelap.
Batu besar yang berbentuk bola, untuk mengikat kaki tahanan masih terpajang di penjara tersebut. Di bagian atas tahanan perempuan, terdapat kamar tahanan bekas Pangeran Diponegoro, beserta istrinya.
Tidak sedikit yang menjadikan lokasi penjara bawah tanah sebagai lokasi uji nyali, atau membuat konten-konten menyeramkan. Karena memang nuansa mistis sangat terasa saat berada di area tersebut.
3. Area Taman
Saat hari menjelang sore, suasana di taman depan Museum Fatahillah sangat ramai oleh kunjungan muda-mudi yang melakukan berbagai macam kegiatan.
Tidak sedikit juga para orang tua yang membawa anak-anaknya untuk berjalan-jalan di sekitar taman tersebut. Area taman Museum Fatahillah cocok sebagai spot selfie yang instagramable.