Berkunjung ke Magetan memang menjadi pilihan wajib, bagi sobat native yang ingin melepas penat. Dimana, kawasan magetan tepatnya di Lereng gunung Lawu. Terdapat sebuah pesona alam yang mengesankan. Pesona tersebut bernama Telaga Sarangan.
Telaga ini hampir sama dengan Telaga Ngebel di Ponorogo. Dimana, wisatawan akan disuguhkan dengan melimpahnya air diatas ketinggian. Udara dingin dan sejuknya suasana membuat siapa pun pasti betah menikmati kawasan ini. Apalagi, saat ini telaga sarangan sudah berbenah dengan berbagai macam spot menarik yang sayang untuk dilewatkan.
Sejarah Telaga Sarangan
Seperti halnya telaga yang lain, sarangan juga mempunyai kisah sejarah yang menarik untuk disimak. Asal-usul dari Telaga Sarangan berawal dari cerita mengenai sepasang suami istri yang tinggal di hutan lawu bernama, Kyai Pasir (Kyai Jailung) atau (Nyai Jailung). Mereka tinggal di sebuah rumah pondok di hutan.
Rumah pondok tersebut terbuat dari kayu. Walaupun , terbuat dari kayu. Namun, kedua pasangan ini sudah merasa aman dan tidak merasa terganggu. Mereka yang sudah tinggal lama di hutan, seperti sudah mengerti bagaimana karakter hewan buas. Jadi, mereka pun tetap aman walaupun hanya sebuah pondok.
Suatu hari, kyai pasir pergi ke ladang untuk bertanam. Ladang tersebut berada di tengah hutan yang menyebabkan kyai pasir harus menebang hutan satu per satu agar bisa berjalan ke sana. Kyai Pasir pun dikejutkan dengan penemuan telur ayam di sebuah pohon yang akan beliau tebang.
Kyai pasir pun membawa pulang telur tersebut. Diberikanlah telur itu kepada nyai pasir. Kemudian, mereka sepakat untuk merebus telur tersebut. Setelah mereka makan, kyai pasir pun melanjutkan kembali aktifitasnya di ladang. Sesampainya, di ladang hal aneh pun terjadi. Tiba-tiba kyai pasir merasa kesakitan.
Seluruh tubuhnya kaku dan dia pun berbaring ke tanah dan berguling ke sana kemari. Hingga, dia pun berubah menjadi seekor naga besar. Kejadian yang sama pun terjadi kepada nyai pasir yang berlari meminta pertolongan dengan pergi ke ladang. Tetapi, sesampainya di ladang, nyai pasir bertemu dengan sosok ular naga.
Nyai pasir yang ketakutan pun terjatuh dan tersungkur ke tanah. Kemudian berguling-guling hingga menjadi seekor naga. Kedua naga itu pun terus saja berguling-guling hingga membentuk sebuah cekungan dan semakin dalam. Tiba-tiba didalam tanah munculah air dan secara sekejap air tersebut menjadi banyak memenuhi cekungan tersebut.
Oleh karena itu, para warga menjuluki kawasan ini sebagai Telaga Pasir. Karena, kisah kyai dan Nyai pasir yang melegenda dan menjadi cikal-bakal dari terbentuknya telaga sarangan. Entah benar atau tidak, seperti itulah cerita warga masyarakat bila ditanya mengenai asal-usul dari Telaga sarangan.
Mitos dan Misteri yang Berkembang
Keindahan telaga ini ternyata tak lepas dari sebuah misteri dan juga mitos yang berkembang di warga sekitar. Tentang adanya sebuah bencana besar yang siap datang menerjang. Bencana tersebut hadir karena kedua ular naga ini marah. Lantaran, warga sekitar tidak memberikan mereka sesaji.
Oleh karena itu, setiap jumat pon bulan ruwah. Para warga sekitar telaga selalu membuat upacara adat yang disebut dengan larung sesaji. Hal ini dimaksudkan agar, ular naga yang menjadi penunggu telaga tidak marah dan selalu memberikan mereka perlindungan serta keberkahan. Serta ungkapan rasa syukur atas apa yang diberikan kepada merea selama ini.
Entah benar atau tidak, namanya juga sebuah mitos yang bisa dipercaya kebenarannya tetapi, juga bisa tidak dipercaya kebenarannya, semua tergantung dari mana kita melihat tradisi dan budaya tersebut.
Di tengah-tengah telaga sarangan terdapat sebuah pulau yang konon berisi makam 3 orang sakti bernama syekh mundur, Nyai Ramping dan Joko lelono. Selain ditunggu oleh seekor ular naga, kawasan ini juga ditunggu oleh seekor harimau putih yang baik dengan menjaga kawasan ini.
Daya tarik
Telaga ini berada di ketinggian 1200 mdpl. Dengan luas wilayah kurang lebih 30 ha. Dan kedalaman air yang mencapai 28 meter. Daya tarik utama kawasan ini terletak di telaganya. Dimana, sobat native bisa menyewa perahu di telaga ini dengan harga 50 ribu rupiah saja.
Sobat native akan diajak berkeliling telaga selama 2 putaran dengan kecepatan fantastis. Dimana, adrenalin akan terpacu karena ombak yang dihasilkan oleh kapal ini begitu mengesankan. Bagiamana berani coba?
Selain wahana kapal, sobat native bisa menggunakan jasa naik kuda. Dimana, kuda ini akan mengantar sobat native berkeliling telaga. Selain itu, sobat native juga bisa berbelanja kaos dan berbagai macam souvenir cantik. Bisa juga berbelanja kebutuhan sayuran. Atau menikmati sate kelinci yang begitu nikmat.
Di sekitar telaga ada sebuah air terjun bernama Tirtosari. Memasuki kawasan ini sobat native harus membayar uang sebesar 7 ribu rupiah dan berjalan menuju area persawahan yang luas dan indah. Jangan lupa membawa kamera disini, dan abadikan setiap momen yang ada,
Dari gerbang masuk menuju ke air terjun ini membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan dengan jalan yang cukup menanjak. Jangan takut lelah, karena disepanjang perjalanan sudah tersedia beberapa gubug untuk berteduh dan beristirahat.
Alamat Dan Rute Lokasi
Kawasan ini berada di lereng gunung lawu. Berjarak 16 kilometer dari kota magetan. Atau hanya 5 km dari tawangmangu. Sobat native bisa pergi ke kawasan ini dengan menggunakan kendaraan pribadi atau dengan transportasi umum.
Jalan terbaik adalah naik kereta api dan turun di stasiun solo balapan. Kemudian, naik bus jurusan palur. Sesampainya di palur, wisatawan ganti bus jurusan tawangmangu. Lalu, lanjutkan perjalanan dengan menggunakan bus mini menuju ke telaga sarangan.
Karena tanjakan yang harus dilalui berkelok dan cukup curam. Disarankan sobat native naik angkutan umum saja. Apabila, tetap menggunakan kendaraan pribadi. Pastikan kendaraan sobat native aman dan dalam kondisi prima.
Sepanjang perjalanan, sobat native akan dihibur dengan keindahan panorama tawangmangu. Dengan perbukitan dan pemandangan gunung lawu yang terlihat jelas di depan mata.
Harga Tiket Masuk
Harga tiket masuk kawasan ini sebesar 15 ribu rupiah. Ditambah dengan biaya parikir untuk mobil sebesar 7 ribu rupiah dan motor sebesar 5 ribu rupiah. Harga yang bisa dibilang seimbang dengan sebuah kawasan yang bisa dinikmati bersama dengan keluarga.
Bagi yang membutuhkan penginapan. Disekitar telaga, sudah banyak penginapan dan juga homestay dengan berbagai macam harga yang disesuaikan dengan fasilitas yang akan didapatkah oleh sobat native. Disarankan untuk booking terlebih dahulu. Karena, kawasan sarangan adalah kawasan yang selalu ramai.
Telaga Sarangan sebuah keindahan yang dijadikan sebagai sebuah lagu oleh musisi ternama didi kempot. Dengan judul lagu yang sama. Menikmati telaga ini dengan mendengarkan lagu dari didi kempot adalah kenikmatan yang tidak bisa dijelasakan dengan kata-kata.
Ayo datang dan saksikan keindahan Telaga sarangan di Lereng Gunung Lawu, Magetan.