Nativeindonesia – Bicara tentang Yogyakarta, tentu tak hanya sebatas Malioboro atau Keraton yang jadi daya tarik utama. Kota ini menyimpan segudang destinasi budaya yang mampu membuka wawasan dan membuatmu lebih dekat dengan sejarah Nusantara. Salah satu yang tak boleh dilewatkan adalah Museum Sonobudoyo, sebuah tempat yang menyimpan khazanah budaya Jawa dengan koleksi luar biasa lengkap dan bernilai tinggi.
Museum ini bukan sekadar ruang pameran benda bersejarah, tetapi juga jendela yang memperlihatkan identitas bangsa. Di dalamnya, kamu bisa menemukan berbagai peninggalan dari masa lampau yang menceritakan perjalanan panjang peradaban Jawa. Beragam koleksi seperti wayang, keris, topeng, hingga benda-benda bersejarah lainnya tertata dengan baik dan sarat akan nilai budaya. Tak heran jika Sonobudoyo disebut sebagai salah satu museum terbaik di Indonesia.
Mengunjungi Museum Sonobudoyo serasa diajak menyusuri lorong waktu. Bagi kamu yang ingin mengenal lebih dalam tentang budaya Jawa sekaligus menikmati pengalaman wisata edukatif, destinasi ini adalah pilihan tepat. Suasana klasik, arsitektur yang memikat, dan koleksi bersejarah menjadikan kunjunganmu terasa begitu istimewa bahkan layak dikenang sekali seumur hidup.
Sejarah Museum Sonobudoyo
Museum Sonobudoyo menyimpan kisah sejarah yang menarik untuk dipelajari. Resmi dibuka pada 6 November 1935, museum ini diresmikan langsung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono VIII. Pada awalnya, pengelolaan museum berada di bawah Java Instituut yang berdiri di Surakarta pada tahun 1919, namun sejak tahun 2001 pengelolaannya beralih ke Pemerintah Provinsi DIY.
Gedung museum ini dirancang oleh arsitek Belanda, Ir. Th. Karsten. Arsitektur yang digunakan begitu khas, yakni dengan bentuk joglo yang menjadi ciri rumah tradisional Jawa. Keunikan ini membuat Museum Sonobudoyo tidak hanya menyimpan koleksi bersejarah, tetapi juga menjadi karya arsitektur yang patut diapresiasi.
Menariknya, gaya bangunan tersebut juga dipengaruhi oleh desain Masjid Kasepuhan Cirebon. Perpaduan antara budaya Jawa dengan sentuhan sejarah kolonial Belanda menjadikan museum ini begitu unik dan memikat. Tidak mengherankan jika banyak pengunjung terpukau dengan keindahan serta nilai sejarahnya.
Lokasi, Harga Tiket dan Jam Operasionalnya

Museum Sonobudoyo memiliki dua lokasi utama. Gedung Pameran atau Unit 1 berada di Jl. Pangurakan No. 6, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta. Sementara itu, Unit 2 yang berfungsi sebagai perpustakaan naskah sekaligus ruang etnografi terletak di Jl. Wijilan No. 27D, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta.
Untuk masuk ke museum, pengunjung dikenakan tiket dengan harga yang cukup terjangkau. Wisatawan lokal dewasa membayar Rp10.000, sedangkan anak-anak Rp5.000. Untuk wisatawan asing, harga tiket masuk ditetapkan sebesar Rp20.000 per orang.
Jam operasional museum juga berbeda di tiap unitnya. Unit 1 atau Gedung Pamer dibuka setiap hari Selasa hingga Minggu pukul 08.00–20.00 WIB. Sementara itu, Unit 2 yang berfungsi sebagai perpustakaan beroperasi setiap Senin hingga Kamis pukul 08.00–16.00 WIB, dan pada hari Jumat hanya buka sampai pukul 14.30 WIB.
Daya Tarik yang Dimiliki Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo di Yogyakarta menawarkan berbagai pesona menarik yang patut kamu eksplorasi. Setiap bagian dari museum menyimpan cerita budaya dan sejarah yang dapat menambah pengetahuan sekaligus memberikan pengalaman berkesan. Koleksi yang ada di dalamnya bukan hanya memikat mata, tetapi juga mampu membuat pengunjung lebih memahami perjalanan budaya Nusantara.
Selain itu, suasana museum yang khas menjadikannya destinasi tepat untuk mengenal lebih dekat warisan leluhur. Tidak hanya sekadar melihat koleksi, tetapi kamu juga bisa merasakan atmosfer sejarah yang kental di setiap ruangan. Dengan segala keunikannya, Museum Sonobudoyo menjadi tempat yang sayang untuk dilewatkan saat berkunjung ke Yogyakarta.
Koleksi Benda Bersejarah
Museum Sonobudoyo memiliki lebih dari 63 ribu koleksi dan menjadi museum dengan jumlah benda bersejarah terbanyak kedua setelah Museum Nasional di Jakarta. Koleksinya sangat beragam, mulai dari benda etnografi, biologis, mata uang kuno, arkeologi, seni rupa, sejarah, naskah kuno, keramik, hingga teknologi.
Menariknya, museum ini menyediakan ruang-ruang khusus untuk menyimpan dan menampilkan koleksi tersebut. Beberapa di antaranya adalah:
- Ruang Wayang: berisi berbagai jenis wayang yang dulunya digunakan untuk menyebarkan ajaran agama dan nilai kehidupan.
- Ruang Senjata: menampilkan senjata tradisional seperti clurit, tombak, keris, hingga kapak. Koleksi kerisnya sangat banyak, bahkan mencapai sekitar 1.200 buah dari berbagai
- daerah di Indonesia.
- Ruang Topeng: pengunjung bisa melihat beragam koleksi topeng yang dahulu digunakan dalam pertunjukan seni maupun upacara tradisional.
- Ruang Batik: memamerkan koleksi kain batik serta perlengkapan untuk membatik.
- Ruang Ukir: menampilkan berbagai hasil ukiran serta benda yang berkaitan dengan daur hidup.
- Ruang Mainan: berisi foto dan permainan tradisional anak-anak Jawa tempo dulu.
- Ruang Prasejarah: menyimpan benda-benda peninggalan dari zaman prasejarah.
- Ruang Bali: menampilkan benda-benda yang berkaitan dengan budaya Bali, mulai dari ajaran Hindu, seni, adat, hingga tradisinya.
Setiap ruang memiliki ciri khas dan tampilan menarik. Jadi, selain menambah wawasan, pengunjung juga bisa memilih ruangan sesuai minat mereka untuk menikmati perjalanan sejarah dengan lebih nyaman.
Pagelaran Wayang
Museum Sonobudoyo rutin mengadakan pagelaran seni tradisional hampir setiap hari. Pertunjukan yang disajikan beragam, mulai dari wayang kulit, wayang orang, hingga wayang topeng panji dengan cerita yang berbeda-beda. Semua pementasan berlangsung di Pendopo Timur Museum Sonobudoyo pada pukul 20.00–21.30 WIB, kecuali hari Senin karena libur.
Jadwal pertunjukan biasanya diatur sebagai berikut:
- Selasa: wayang kulit
- Rabu dan Kamis: wayang orang
- Jumat, Sabtu, dan Minggu: wayang topeng panji
Untuk harga tiket masuk, biayanya tergolong ramah di kantong. Pengunjung lokal cukup membayar Rp20.000, sedangkan wisatawan asing dikenakan Rp50.000. Tiket hanya bisa dibeli langsung di lokasi pada hari pertunjukan, dengan jam pembelian mulai pukul 19.00 hingga 20.45 WIB.
Mengoleksi Data dan Arsip Lama
Museum yang berada di kawasan Malioboro memiliki ruang khusus bernama Perpustakaan Museum Sonobudoyo. Di tempat ini tersimpan berbagai informasi seputar naskah serta arsip kuno. Namun, pengunjung tidak diperbolehkan meminjam manuskrip maupun naskah cetak yang ada.
Jika berencana berkunjung, perhatikan jadwal operasional perpustakaan yang tersedia:
- Senin–Kamis: 08.00–16.00 WIB
- Jumat: 08.00–14.30 WIB
Bioskop Museum Sonobudoyo
Bagi yang ingin belajar sejarah dengan cara seru, ada Bioskop Sonobudoyo yang bisa kamu coba. Bioskop ini beroperasi setiap Selasa–Minggu pukul 16.00–20.00 WIB, dan menariknya, semua filmnya bisa ditonton gratis.
Film yang diputar pun cukup beragam, mulai dari dokumenter hingga film pendek. Lebih seru lagi, daftar filmnya selalu berganti setiap bulan. Jadi, jangan lupa cek jadwal film terbaru sebelum datang, ya!
Berburu Oleh-oleh Khas Jogja
Setelah puas menjelajahi Museum Sonobudoyo Unit 1 dan Unit 2, jangan lupa meluangkan waktu untuk mencari oleh-oleh khas Jogja sebagai pelengkap perjalananmu. Ada banyak pilihan menarik, mulai dari kaos, miniatur, hingga kerajinan tangan yang bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.
Kamu bisa langsung menuju area khusus penjualan souvenir yang tersedia di dalam kompleks Museum Sonobudoyo untuk mendapatkan berbagai produk menarik tersebut.
Itulah sedikit informasi tentang Museum Sonobudoyo yang bisa menjadi pilihan menarik untuk berlibur sekaligus mengenal lebih dekat warisan budaya Yogyakarta. Semoga bisa menambah wawasan dan bermanfaat bagi kamu.