Pura Lingsar bukan hanya sebatas sebuah objek wisata yang menawarkan sisi sejarah, dan nilai religi saja. Namun di sisi lain sekaligus sebagai sebuah simbol kerukunan yang terajut di tanah Lombok Barat.
Terkadang, sebuah nilai keyakinan menjadi sebuah sekat, atau jurang pemisah untuk membangun harmonisasi. Namun tidak di kawasan Pura Lingsar.
Lokasi Pura Lingsar terletak di kawasan yang memiliki panorama alam yang indah, sehingga sangat cocok bagi anda yang ingin berlibur ke tempat wisata lombok, yang bertemakan alam, dan sejarah.
Simak juga: 12 objek indah di lombok.
Dan inilah review tentang Pura Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, yang sudah kami persiapkan untuk anda, sebagai sebuah khazanah pengetahuan, serta referensi untuk menentukan destinasi wisata di Lombok.
Lokasi & Alamat Pura Lingsar
Lokasi dan alamat Pura Lingsar berada di Jl. Gora 2, Lingsar, Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Rute Menuju Pura Lingsar
Rute menuju Pura Lingsar jika bergerak dari kota Mataram, cukup dekat yakni hanya berjarak sekitar 8 km dengan estimasi waktu 20 menit saja. Dengan rute Mataram-Cakranegara-Selagalas-Lingsar.
Lokasinya mudah dijangkau, sehingga kamu dapat pula menggunakan kendaraan umum jika hendak menuju Pura Lingsar.
Jam Buka Pura Lingsar
Jam operasional Pura Lingsar dibuka setiap hari Senin hingga Minggu, mulai pukul 08.30 hingga pukul 18.00 waktu setempat.
Tiket Pura Lingsar
Tiket masuk Pura Lingsar tidak dikenakan biaya alias gratis.
Simak juga: Goa Sunyaragi.
Fasilitas Pura Lingsar
Fasilitas yang ada di Pura Lingsar, diantaranya:
- Area parkir kendaraan
- Toilet
- Toko souvenir
- Pemandu atau Guide
Sejarah Pura Lingsar
Sejarah tentang Pura Lingsar menjadi sebuah cerminan manusia yang menghargai, menghormati, serta melestarikan alam sekitar, serta sebagai sebuah sejarah tentang harmoni manusia, alam, dan Tuhan.
Sejarah pembangunan Pura Lingsar diperkirakan dibangun pada tahun 1759, sebuah masa yang menjadi akhir dari kerajaan Mataram.
Sejarah Pura Lingsar dimulai saat perjalanan rombongan orang Bali datang ke Lombok. Jumlah mereka diperkirakan sekitar 80 orang.
Singkat cerita, perjalanan mereka terhenti karena lapar, dan haus. Setelah para rombongan selesai makan, dan minum, mereka kemudian mendengar suara gemuruh, yang ternyata berasal dari sebuah sumber mata air.
Perlu diketahui juga bahwa rombongan orang Bali tersebut memiliki keyakinan agama Hindu. Sete;ah itu, mereka mendapatkan wahyu untuk membangun pura di kawasan tersebut, yang kini dikenal dengan Pura Lingsar.
Simak juga: Taman Narmada.
Di sisi lain, terdapat masyarakat yang menetap di kawasan tersebut yang diberi nama Masyarakat Sasak, yang memiliki keyakinan terhadap ajaran Islam Wetu Telu.
Masyarakat Sasak sangat menghormati, serta mensakralkan keberadaan sumber mata air tersebut. Adapun nama lokasi mata airnya diberi nama Kemaliq Lingsar, yang berdampingan lokasinya di dekat Pura Lingsar.
Kata Lingsar merupakan 2 kata yang digabungkan. Adapun kata Ling memiliki arti Sabda, dan kata Sar memiliki arti Jelas. Dengan kata lain, Pura Lingsar memiliki makna wahyu, atau sabda yang jelas.
Daya Tarik Pura Lingsar
1. Kompleks Simbol Kerukunan
Daya tarik yang pertama dari Pura Lingsar adalah kompleks wisata yang menyiratkan bahwa di lokasi tersebut terjadi kerukunan, serta harmoni antara masyarakat yang berbeda keyakinan.
Simak juga: makam sunan gunungjati.
Hal ini dbuktikan dengan bentuk bangunannya. Sebagai contoh, lokasi Pura Lingsar berada di sebelah atas menghadap ke barat. Sementara Kompleks Kemaliq menghadap ke arah kiblat.
ke dua kompleks tersebut memiliki bangunan-bangunan lain di dalamnya. Adapun di kompleks Pura Lingsar memiliki bangunan sebagai berikut:
- Penyungsungan Betara Agung
- Bale Banten
- Penyungsungan Betara Alit Sakti
Bangunan-bangunan tersebut, selain memiliki arsitektur yang berbeda, juga memiliki fungsi yang berbeda, serta memiliki nilai sejarah, dan nilai filosofis yang tinggi.
Adapun bangunan yang ada di kawasan atau Kompleks Kemaliq adalah sebagai berikut:
- Bale Sekepat
- Bangunan Baru
- Arca Garuda Wisnu
- Penyungsungan Betara Lingsir
Selain kompleks Pura Lingsar, Kompleks Kemaliq, di area tersebut juga terdapat satu area lagi yang disebut sebagai Kompleks Pesiraman.
2. Budaya Masyarakat
Di waktu-waktu tertentu, di kawasan tersebut sering dilaksanakan upacara, atau tradisi yang telah ada sejak dulu, serta memiliki nilai filosofis tersendiri.
Sebagaimana di ulas di paragraf sebelumnya, bahwa di kawasan tersebut terdapat Umat Hindu, dengan Masyarakat Sasak, yang masing-masing memiliki keyakinan yang berbeda.
Cermin kerukunan tersaji juga dalam perayaan, atau pelaksanaanya, terutama dari sisi waktunya. Bagi Masyarakat Sasak terdapat tradisi turun temurun, yang disebut dengan Perang Topat.
Adapun bagi umat Hindu, terdapat tradisi, atau upacara yang bernama Upacara Odalan, atau disebut juga dengan istilah Pujawali. Kedua upacara tersebut dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan.