Indonesia memang sudah merdeka sejak lama. Tetapi, kerajaan-kerajaan di negeri ini masih tetap berdiri dan menghadirkan sebuah cerita yang menarik. Cerita-cerita ini bisa dijadikan sebuah objek pariwisata yang menarik untuk dikunjungi dengan kisah-kisah heroik masa lalu.
Keraton Yogyakarta adalah salah satunya. Dimana, banyak sekali peninggalan dan sejarah keraton dalam merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Selain itu, banyak pula peninggalan-penginggalan yang bisa disimak untuk diteliti dan juga di pelajari. Seperti Museum Kereta Kencana yang berada di kompleks keraton Yogyakarta.
Baca juga: review wisata Tebing Breksi
Macam-macam Kereta Kencana
Koleksi kereta kencana yang dimiliki keraton memang sangat banyak. Oleh karena itu, didirikanlah sebuah museum selain sebagai tempat penyimpanan, juga dipakai sebagai sebuah kawasan wisata dengan beragam macam spot foto yang menarik.
Apalagi, kereta-kereta ini adalah kereta bersejarah dengan tahun pembuatan yang sudah sangat lama.
Museum yang dirintis pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono VII ini sebenarnya masih digunakan untuk upacara-upaara adat yang dilakukan oleh Raja Keraton. Kereta Kencana ini memang menjadi sebuah penghormatan sebagai turunan raja. Karena, tidak semua orang bisa naik kereta kencana ini zaman dahulu.
Baca juga: daftar tempat wisata di Yogya
Bagi Sobat Native yang ingin datang ke museum ini jangan kaget bila, di museum ini akan timbul bau-bau aneh seperti dupa, dan kemenyan yang hadir di setiap kereta dan di setiap sudut. Kepercayaan pada zaman dahulu bila, kereta-kereta ini masih mempunyai unsur-unsur klenik seperti ada yang menghuninya.
Sobat Native akan disambut dengan hangat oleh para abdi dalem keraton yang umurnya sudah cukup tua.
Berikut ini, adalah koleksi-koleksi kereta kencana milik keraton Yogyakarta yang bisa disimak dan dinikmati oleh Sobat Native.
Baca juga: info seputar Jogja Bay
1. Kyai Kanjeng Nyai Jimat
Kereta kencana ini dibuat di Belanda sekitar tahun 1740 hingga 1750. Waktu yang cukup lama memang untuk sebuah kendaraan yang megah. Kereta ini pernah digunakan Gubernur Jenderal VOC. Jacob Mussel pada tahun 1750 – 1761. Di eropa kereta kencana model seperti ini digunakan untuk para bangsawan.
Setelah perjanjian Giyanti. Keraton Solo pun membuat sebuah kereta kencana yang konsepnya hampir sama dengan Kyia Kanjeng Nyai Jimat. Kereta Kencana tersebut diberi nama Kereta Kencana Kiai Gurdo. Kedua kereta kencana ini digunakan oleh masing-masing raja setelah penandatanganan penjajian Giyanti.
Simak juga: keindahan Seribu Batu Songgo Langit
Kereta ini digunakan pada masa Sultan Hameng kubuwono I hingga Sultan Hameng kubuwono III. Setelah itu, kereta ini dipensiunkan dari kendaraan raja kemudian, disimpan di museum kereta kencana. Tetapi, setiap selasa kliwon dan jumat kliwon pada bulan suro kereta ini akan dibersihkan dengan mengadakan upacara jamasan.
Biasanya saat acara jaman ini, warga sekitar akan datang dan berharap dapat siratan dari air jamasan. Karena, dipercaya bisa mendatangkan keberkahan dan menyembuhkan berbagai macam penyakit bagi siapa saja yang mampu mengambilnya.
Simak juga: keindahan Pantai Parangtritis
2. Kiai Garuda Yeksa
Kereta ini ditarik dengan 8 ekor kuda yang merupakan hadiah dari ratu Wilhelmina yang dibuat di Amsterdam, Belanda pada tahun sekitar 1861. Model kereta ini juga digunakan oleh kerajaan Belanda. Di depan pintu kereta ada logo dari kerajaan Belanda yang bersanding dengan logo dari kerajaan Yogyakarta.
Kereta ini cukup megah dan esoktis karena konon katanya pembuatannya dari emas asli. Sehingga, raja yang naik kereta kencana ini akan terlihat gagah dan berwibawa. Sampai saat ini, ornamen-ornamen ini masih sangat terjaga ke asliannya. Sehingga, Sobat Native bisa melihat bagaimana kemegahan dari kereta ini.
Baca juga: wisata sejarah di Benteng Vredeburg
Simak juga: review wisata Kalibiru di Jogja
3. Kereta Premili
Kereta ini dipergunakan pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono ke VIII untuk mengantar para penari kasultanan Yogyakarta.
4. Paksa Naga Liman
Kereta ini dibuat pada tahun 1608. Merupakan kereta paling tua yang dimiliki oleh keraton Yogyakarta. Kereta ini mulai pensiun pada tahun 1930. Digunakan untuk acara-acara kenegaraan keraton. Kereta ini digunakan sebagian oleh raja dari Sultan Kanoman.
Selain untuk kenegaraan, kereta ini juga dipakai untuk mengantarkan mayat para raja hingga ke makam peristirahatannya. Ada beberapa ritual tertentu yang biasa digunakan kepada kereta ini.
5. Singa Barong
Selain kereta dari keraton Yogyakarta, museum kereta ini juga tersedia kereta yang berasal dari keraton Cirebon. Kereta tersebut diberi nama Singa Barong. Dibuat pada tahun 1549. Dimana Sunan Gunung Jati masih hidup dan menyebarkan ajaran islam ke masyarakat Cirebon dan tanah jawa. Kereta ini digerakkan dengan kerbau bule atau kerbau yang sangat langka.
6. Garuda Putra
Kereta kencana ini adalah kereta pusaka dari kasunanan Surakarta. Merupakan salah satu peninggalan dari Paku Buwono XI. Kereta ini digunakan untuk upacara keraton dan event-event penting yang menuntut Raja Surakarta bepergian jauh. Setelah Pakubuwono XI wafat. Kereta ini mulai dipensiunkan dan dibawa ke museum kereta kencana.
Tidak hanya kereta kencana saja. Di museum ini ada beberapa pakaian prajurit, pakaian adat, dan pakaian keraton. Koleksi-koleksi ini memang sangat menarik untuk disimak karena, Sobat Native bisa merasakan betapa gagahnya kereta-kereta ini melintas diantara para warga.
Simak juga: keindahan Hutan Mangrove Kulon Progo
Baca juga: review wisata Goa Pindul
Rute, Lokasi, dan Harga Tiket Masuk
Museum kereta ini masih di dalam kompleks keraton Yogyakarta. Sangat disarankan untuk jalan kaki saja dari Malioboro. Jadi, Sobat Native, yang berasa dari luar kota, bisa turun di stasiun Tugu. Kemudian, berjalan kaki menyusuri sepanjang jalan malioboro. Sobat Native bisa menikmati keasrian Malioboro.
Jika, tidak ingin lelah berjalan kaki. Sobat Native bisa menggunakan becak atau juga delman untuk mengantar Sobat Native menuju ke museum ini. Nah, dengan delman inilah. Sobat Native bisa menikmati pengalaman menarik naik kereta kencana yang ditarik dengan menggunakan kuda.
Tetapi, Sobat Native harus pintar-pinta untuk menawar. Karena, harga yang akan ditawarkan pasti melambung tinggi atau istilah kerennya “Ngepruk”. Jadi, Sobat Native harus berani menawar dengan harga yang wajar.
Bagi yang ingin menggunakan kendaraan pribadi. Titik poinnya adalah Malioboro. Karena, setelah dari malioboro Sobat Native harus mengarahkan kendaraan menuju kearah Keraton yang hanya tinggal lurus terus. Museum ini berada di kanan jalan 300 meter setelah melintas sebuah gapura kecil.
Baca: review Kebun Buah Mangunan
Museum ini buka pada pukul 8 pagi hingga pukul 2 siang. Tetapi, untuk hari jum’at hanya sampai pukul 1 siang. Sobat Native pun juga bisa melihat aksi-aksi pertunjukan tradisional seperti tari-tarian yang bisa di lihat di bangsal Sri Manganti.
Baca juga: Pesona Pantai Sundak
Untuk harga tiket masuknya, Sobat Native bisa merogoh kocek sekitar 2 ribu rupiah. Jika, membawa kamera DSLR tambah uang 1ribu rupiah. Harga yang cukup murah untuk sebuah kereta kencana yang umurnya sudah ratusan tahun lamanya.
Museum kereta Kencana Yogyakarta menawarkan sebuah sejarah mengenai kereta kencana keraton yang memang sangat menarik untuk disimak. Sobat Native bisa belajar dan mengabadikan gambar di kawasan ini. Jadi, kapan Sobat Native akan berkunjung ke museum yang masih berada di kawasan Keraton Yogyakarta ini.